Sabtu, 12 Desember 2015

Penutupan Program Pendidikan BKOPM MGDP 2015


   Setelah melewati berbagai proses dalam program pendidikan kami.. classroom, site visit, praktikum, on the job training, penyusunan dan ujian kertas kerja wajib.. akhirnya pada tanggal 27 November 2015 program pendidikan Bimbingan Kerja Operator Produksi Migas (BKOPM) Matindok Gas Development Project (MGDP) 2015 resmi ditutup oleh Direktur STEM Akamigas,
Bapak Prof. Dr. R.Y. Perry Burhan, MSc, dan 35 peserta dinyatakan lulus dengan hasil yang memuaskan (IPK rata-rata diatas 3,09).
     Kami sangat bersyukur akan hasil ini. Setelah perjuangan kami selama ini, akhirnya kami berhasil mencapai target dan siap untuk bekerja di bidang pengolahan migas. Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam kelancaran program pendidikan ini, semoga kami dapat membalas semua jasa-jasa baik mereka. Kami bangga pernah menjadi bagian dari keluarga besar Sekolah Tinggi Energi Dan Sumber Daya Mineral (STEM) Akamigas, dan kebanggaan itu akan terus kami bawa, selalu. :)









Ujian Kertas Kerja Wajib (KKW) - (21-23 November 2015)

  
      Ujian KKW merupakan persyaratan kelulusan di Teknik Pengolahan Migas, konsentrasi Gas Processing, Sekolah Tinggi Energi dan Sumber Daya Mineral (STEM) Akamigas. Melalui ujian ini, para mahasiswa di uji pengetahuan dan kompetensinya di bidang pengolahan migas. Ujian ini sebagai tolak ukur, apakah mahasiswa sudah memahami semua pembelajaran yang telah diberikan, apakah mereka siap untuk bekerja di industri migas nantinya.

     Dalam ujian ini, mahasiswa diuji oleh lima penguji yang terdiri dari empat dosen STEM Akamigas dan satu penguji ahli dari PT Pertamina EP. Tiap mahasiswa diuji selama kurang lebih dua jam, dimana mahasiswa harus mempresentasikan hasil karya tulis ilmiah (kertas kerja wajib) masing-masing sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama OJT di CPP Gundih.
       Hasil dari ujian ini sangat menentukan kelulusan dari mahasiswa bkopm mgdp. Tentunya kami sudah berusaha dengan maksimal, dan kami bersyukur dengan hasil positif yang kami peroleh :)





On the Job Training BKOPM MGDP di CPP Gundih

   On the Job Training (OJT) BKOPM Matindok di laksanakan di Central Processing Plant (CPP) Gundih milik PT Pertamina EP Asset IV Field Cepu, yang merupakan sebuah kilang pengolahan gas alam. OJT berlangsung selama enam minggu (01 oktober - 14 november 2015) dengan sistem shift, dimana 35 peserta dibagi menjadi empat kelompok dan mengikuti OJT bersama-sama dengan para operator di CPP Gundih sesuai dengan jadwal on duty yang telah ditetapkan.
   Masing-masing peserta mempelajari unit tertentu sesuai dengan judul Kertas Kerja Wajib (karya tulis ilmiah) yang telah diberikan oleh ketua konsentrasi Gas Processing STEM Akamigas. Selain itu, peserta juga harus mempelajari dan memahami keseluruhan proses yang ada di CPP Gundih meliputi process area, utilities, maintenance (mechanical, electrical, dan intrument), dan control room (DCS).
  Melalui OJT ini, kami memperoleh banyak ilmu dan pengalaman baru, serta pemahaman akan proses pengolahan gas. Kami yakin bahwa semua yang telah kami dapatkan selama OJT ini, akan bermanfaat bagi kami sebagai bekal untuk kami bekerja di kilang pengolahan gas (CPP Matindok) nantinya. Kami akan terus belajar untuk mengembangkan kemampuan kami, sehingga kami semua bisa menjadi operator yang handal, untuk melaksanakan tanggung jawab kami dengan baik.







                                                                    Sweet memories.. :)




Jumat, 21 Agustus 2015

Pertamina EP Konservasi Burung Maleo

08 Oktober 2013
Banggai - PT Pertamina EP selalu berupaya untuk melestarikan lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan bekerjasama BKSDA ( Badan Konservasi Sumber Daya Alam ) Sulawesi Tengah dalam rangka menjaga populasi burung Maleo yang hampir punah di Sulawesi Tengah.
      Komitmen tersebut, diwujudkan dengan melakukan pelepasan Maleo di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Moelong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah Senin (7/10). Hadir dalam pelaksanaan program CSR tersebut Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sidharto, Direktur Exploration & New Discovery Project Director Eksplorasi Doddy Priambodo, General Manager Operasional Gas Matindok Medianto dan stakeholder lainnya.
      Menurut Doddy, Penangkaran maleo dipesisir pantai bangkiriang merupakan wujud kepedulian Pertamina EP terhadap lingkungan hidup. Lantaran, burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi yang hampir punah karena telur burung Maleo menjadi buruan masyarakat. "Dengan begitu konservasi maleo harus ditingkatkan, dalam hal ini Pertamina EP membuat penangkaran Maleo untuk membantu proses penetasan telur burung maleo" tutur Doddy.
      Selain telur yang diburu, punahnya burung Maleo juga disebabkan karena banyaknya penebangan hutan di kawasan hutan Sulawesi. Sehingga burung tersebut bergeser ke tempat lain kemudian punah."Padahal ini satwa endemik masyarakat Sulawesi harus dilestarikan jangan sampai punah" kata dia.
     Ditempat yang sama, Kepala Balai KSDA Sul-teng  Syihabuddin mengatakan, tanggung jawab penyelamatan satwa seperti Maleo bukan hanya tanggung jawab Pertamina. Namun, lanjut dia, tanggung jawab tersebut harusnya diemban bersama masyarakat dengan penuh kesadaran menjaga habitat burung Maleo. "Tanggung jawab hewan endemik bukan hanya tanggung jawab pemerintah.     Perusahaan swasta dan masyarakat  didaerah sulawesi tengah harus turut berkecimpung dalam menjaga dan melestarikan hewan maleo" tambahnya
     Sementara itu, Wagub Sulteng Sudharto mengapresiasi langkah Pertamina EP melestarikan burung Maleo di Sulawesi. Bahkan, dia nengucapkan terima kasih  menjaga hewan endemik di Sulawesi tersebut " Pertamina sebagai pahlawan pelestarian burung maleo," puji Sudharto.
Medianto menambahkan bahwa konservasi maleo ini dilakukan sejak 25 Januari 2012, kemudian pada Juli 2013 Pertamina EP melepas 8 ekor burung maleo, bulan September 2013 dilepas12 ekor burung maleo dan tanggal 8 Oktober 2013 dilakukan pelepas liaran kembali sejumlah 32 ekor burung Maleo.
    Selain itu, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan komitmen terhadap pelestarian bumi, Pertamina EP juga melakukan penanaman pohon 9000 pohon. Adapun jenis pohon yang ditanam mahoni dan mangrove. Lokasi penanaman di Desa Pandanwangi Kecamatan Toili Barat seluas 5,1 ha, kemudian Desa Tohiti Sari Kecamatan Toiki seluas 1,5 ha dan Kelurahan Tombang Permai Kecamatan Luwuk seluas 0,2 ha. "Sasaran akan terus ditingkatkan dengan mengembangkan CSR lainnya baik bidang kesehatan maupun bidang lingkungan hidup yang memang sudah berjalan. Kedepan jauh akan dikembangkan lagi," tutupnya. (Why/pep)

Gambar : Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudharto dan Exploration & New Discovery Project Director Pertamina EP Doddy Priambodo bersiap melepas Burung Maleo

source : http://www.pertamina-ep.com

Kamis, 06 Agustus 2015

Menteri ESDM Yakin Proyek Donggi-Senoro LNG Ciptakan Pusat Ekonomi Baru


Menteri ESDM Sudirman Said meresmikan Proyek Donggi-Senoro LNG, di Banggai, Sulteng, Rabu (30/4)
Menteri ESDM Sudirman Said meresmikan Proyek Donggi-Senoro LNG, di Banggai, Sulteng, Rabu (30/4)
   Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said pada Rabu (30/4) lalu meresmikan beroperasinya train pertama Proyek Donggi-Senoro LNG yang berada di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
  Peresmian Proyek Donggi-Senoro LNG itu selain dihadiri oleh Menteri ESDM Sudirman Said, juga dihadiri oleh Bupati Banggai Sofhian Mile, Plt. Direktur Jenderal Migas IGN Nyoman Wiratmaja, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sucipto, Pimpinan PT Medco Energi, dan wakil dari Sekretariat Kabinet.
Bupati Banggai Sofhian Mile mengharapkan dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG nantinya tidak hanya memenuhi target produksi, tetapi juga dapat mengembangkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Banggai antara lain untuk memenuhi kekurangan penyediaan listrik setempat.
  Bupati Banggai tidak menginginkan seperti Proyek LNG Arun yang tidak dimanfaat bagi penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat Lhoksemawe. Ia yakin Proyek Donggi-Senoro LNG akan memberikan kontribusi bagi percepatan pembangunan Kabupaten Banggai serta untuk peningkatan investasi di banggai.
“Untuk itu perlu ditindaklanjuti dengan penetapan alokasi gas untuk kebutuhan penyediaan listrik di Kabupaten Banggai serta percepatan Head of Agreement antara Donggi-Senoro dan PT PLN (Persero),” pinta Bupati.
Sementara Menteri ESDM Sudirman Said dalam sambutannya mengatakan, Proyek Donggi-Senoro LNG dimaksudkan untuk tidak hanya untuk kepentingan produksi, tapi juga untuk  menghasilkan listrik. Dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti Pabrik Amonia yang sedang dibangun.
“Proyek Donggi-Senoro LNG akan lebih meningkatkan PAD Kabupaten Banggai yang saat ini paling tinggi di Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk itu perlu dukungan dari stakeholder dan pemerintah daerah,” kata Sudirman.
Menurut Menteri ESDM, saat ini pemerintah juga sedang melakukan penataan tata kelola migas termasuk mengkaji pengalokasian gas untuk kebutuhan yang akan ditindaklanjuti oleh SKK Migas, Direktorat Jenderal Migas, dan PT PLN (Persero).
   Dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG, kata Sudirman, membuktikan Pemerintah bekerja untuk mencapai agenda besar percepatan pembangkit listrik 35 ribu MW sebagaimana ditargetkan dalam RPJM 2015-2019 mewujudkan infrastruktur dan pasokan gas domestik, mencapai tingkat ratio elektifikasi dari 81,5% menjadi 96,6%, serta peningkatan kapasitas pembangkit dari 50,7 GW menjadi 85,7 GW.
Selanjutnya, Menteri ESDM memberikan apresiasi atas kegiatan CSR yang dilakukan Donggi-Senoro LNG dan mengharapkan bentuk CSR yang strategis dengan membangun sekolah terbaik demi kepentingan peningkatan kualitas SDM masyarakat khususnya di Kabupaten Banggai.
Menteri ESDM mengharapkan Presiden akan dapat melihat progress dari proyek ini dan selanjutnya meresmikannya.
Benefit sharing antara Pemerintah dan Donggi-Senoro LNG adalah 70:30. Dari 70% porsi Pemerintah tersebut, Pemerintah Pusat mendapatkan 70%, sedangkan pemerintah daerah mendapatkan 30%. Porsi pemerintah daerah akan dibagi lagi antara 6 provinsi dan 24 kabupaten kota.
Hulu dan Hilir
     Donggi-Senoro LNG adalah proyek LNG pertama di indonesia yang mengadopsi model pengembangan hulu dan hilir yang terpisah, berdasarkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 / Tahun 2001. Berdasarkan model ini, Donggi-Senoro LNG sebagai perusahaan hilir bertanggung jawab hanya untuk pengolahan gas alam menjadi LNG, serta memasarkannya kepada pembeli.
Pengembangan pabrik LNG berjalur satu (single-train) ini bertujuan untuk memanfaatkan gas alam di Sulawesi Tengah yang belum termonetisasi, melalui penerapan model bisnis LNG hilir yang pertama di Indonesia, sehingga mampu mengalihkan beban investasi dari pemerintah ke para pemodal.
    Proyek Donggi-Senoro LNG telah memperolah seluruh perizinan termasuk persetujuan atas AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) dari Kementerian Lingkungan Hidup, Izin Pengelolaan Sementara dari Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral, Izin Lokasi Labuh Khusus untuk pengoperasian Jetty LNG, serta  IZIN Pembangunan Pelabuhan Khusus untuk Pelabuhan LNG dari Kementerian Perhubungan.
     Donggi-Senoro LNG menerima gas dari PT PHE Tomori Sulawesi (50%), PT Medco E&P Tomori Sulawesi (30%) and Tomori E&P Limited (UK) (20%) dengan jumlah gas alam sebanyak 250 Mmscfd selama 13 tahun dari lapangan gas Senoro dan dari PT Pertamina EP dengan total 85 Mmscfd, juga selama 13 tahun, dari kawasan Matindok. (Zaenal Arifin, Rusmitra Ayu/ES)

Sumber : http://setkab.go.id

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Sambangi CPP Donggi

03 Agustus 2015

Foto : Rombongan Direktur PT Pertamina (Persero) didampingi President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan saat meninjau maket pembangunan proyek CPP Donggi. (Wahyu / PEP Channel)
Banggai - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto didampingi oleh  President Director PT Pertamina EP, Rony Gunawan serta para jajaran yang terkait  melakukan Management Walk Through (WMT) ke CPP Donggi, Banggai , Sulawesi Tengah pada sabtu (1/8/2015).
Kunjungan ini dimanfaatkan untuk  meninjau langsung proyek pembangunan Central Processing Plant (CPP) Donggi agar proyek ini berjalan dengan tepat waktu, serta memastikan bahwa seluruh pekerja tetap menjalankan prosedur HSE dengan baik.
“Sekaligus silahturahmi dengan para pekerja, management juga  mengingatkan kepada jajaran kontraktor pelaksana pembangunan CPP Donggi PT. Rekayasa Industri untuk perhatikan  tata waktu anyg telah disepakati dengan menjalankan prosedur HSE dengan baik” kata Dwi Soetjipto.
Sesuai dengan hasil kunjungan diketahui saat ini Proyek CPP Donggi sudah mencapai 70 % itu. "Kemajuan proyek CPP Donggi sudah mencapai 70 %, dengan demikian kita yakin proyek ini akan bisa diselesaikan pada Desember ini dan diharapkan awal 2016 sudah bisa berproduksi’’ tambah Dwi.
Disela-sela kunjungan, Dwi Soetjipto sempat meresmikan pembangunan masjid di area CPP Donggi agar para pekerja fokus dalam beribadah sekaligus tidak melupakan pekerjaannya. (Wahyu / PEP Channel)

Sumber: www.pertamina-ep.com

Senin, 27 Juli 2015


 Medianto-Satyawan-Pertamina-EP-Produksi-Area-Matindok-Molor-EnergiToday

Jakarta, EnergiToday -- General Manager Area Matindok Pertamina EP Medianto Satyawan mengatakan, Area Matindok awalnya diperkirakan bisa mulai berproduksi pada 2014, tapi perkiraan tersebut ternyata meleset menjadi awal 2015. Hal tersebut dikarenakan ada perubahan impurities gas dari sumur-sumur yang sudah dibor.

Area Matindok menjadi pemasok gas untuk kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang dikelola PT Donggi Senoro LNG (DSLNG). Keterlambatan operasi sudah dikomunikasikan dalam rapat antara pihaknya, Pertamina-Medco Senoro Toili dan DSLNG. Jadwal operasi kilang juga tidak terganggu karena pengapalan LNG pertama dijadwalkaan pada awal 2015.

Pertamina EP harus membor 19 Sumur di Areal Matindok agar bisa memproduksi gas sebesar 80 juta kaki kubik perhari (milion standard cubic feet per day/mmscfd) sesuai target. "Saat ini, perseron sudah berhasil mengebor 15 sumur. Meski diperkirakan mundur, kami tetap mengusahakan untuk tepat waktu," ujar Medianto.

Kemudian untuk lelang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineeering, procurment, and construction/ EPC) sudah selesai. Namun Pertamina EP masih menunggu persetujuan penunjukan pemenang dari Satuan Kerja Khusus  Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Sejauh ini pengerjaan EPC ini masih sesuai dengan jadwal yang direncanakan. (As/ID)

Sumber : http://energitoday.com

PT Pertamina EP Gandeng WIKA Dalam Proyek EPC Pembangunan Fasilitas Produksi Gas Matindok

02 Juni 2014

Foto : Penandatanganan kerjasama PT Pertamina EP dan PT Wijaya Karya.
Jakarta - Kontrak pembangunan (engineering, procurement, and construction/EPC) untuk fasilitas produksi gas matindok telah resmi ditandatangani President Director PT Pertamina EP Adriansyah dan President Director PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Bintang Perbowo, di Ruang rapat utama kantor pusat PT Pertamina EP lt. 12 (22/5) dengan disaksikan oleh jajaran BOD PT Pertamina EP, dan juga dihadiri oleh management PT Wijaya Karya (Persero) tbk dan PT Technip Indonesia.
Penandatanganan perjanjian pembangunan fasilitas produksi gas matindok antara PT Pertamina EP dengan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) tbk dan PT Technip Indonesia ini dengan total nilai kontrak US$234 Juta. Proyek ini akan dikerjakan selama 24 bulan kalender terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam penandatanganan perjanjian kontrak.
Proyek yang akan dibangun di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini memiliki target produksi yaitu 55 MMCFD, dan diharapkan dapat on stream pada akhir Maret 2016. Sampai saat ini pembangunan kilang gas matindok sudah pada tahapan persiapan dan penyiapan lahan. Dalam waktu dekat akan segera melakukan Purchase Order terhadap equipment long lip item yang merupakan critical dari project ini.
GM PPGM (proyek pengembangan gas matindok) Medianto B. Satyawan mengungkapkan, para engineer PT Pertamina EP khususnya management PPGM berharap EPC Matindok ini memiliki kualitas yang jauh lebih baik dan cepat dari EPC Donggi yang sebelumnya telah dikerjakan. "Sebelumnya pada EPC Donggi adalah pembelajaran yang pertama, dan proyek gas matindok ini kami harapkan, kita bisa lesson and learn agar bisa lebih bagus dan lebih cepat. Kami mohon support dari BOD demi kelancaran di EPC Matindok ini, terutama untuk approval-approval yang terkait pada proses selanjutnya seperti revisi authorization for expenditure (AFE) dan lain-lain", ujar Medianto.
Bagi PT Wijaya Karya (Persero) tbk, ini adalah kali pertama berkerja sama dengan PT Pertamina EP dan pembangunan gas processing facility project ini menjadi salah satu prestasi bagi PT Wijaya Karya (Persero) tbk. Hal itu diungkapkan President Director PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Bintang Perbowo saat diwawancarai seusai acara. Tak lupa dirinya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan PT Pertamina EP untuk mengerjakan gas processing facility project Matindok ini.
"Kami dengan tim yang ada akan berusaha dengan sebaik-baiknya, untuk tidak terlambat dengan kualitas sesuai pada spek kontrak. Karena kami baru pertama kali ini masuk di gas processing, sehingga kami mohon apabila terdapat hal yang salah atau telat dan lain hal, sebaiknya segera kami diberikan masukan. Saya berharap hasilnya baik sesuai yang diharapkan sehingga kerja sama ini akan terus berlanjut dengan baik", tegas Bintang Perbowo.
Adriansyah selaku President Director PT Pertamina EP menjelaskan bahwa terdapat keterlambatan sekitar satu setengah bulan dari rencana awal penandatanganan ini. Menurutnya kesulitan bernegosisasi pada perkerjaan yang memiki skala besar adalah hal yang biasa. Tetapi keterlambatan penandatanganan ini bukan berarti terdapat toleransi pada keterlambatan penyelesaian perkerjaannya, dengan begitu Adriansyah menegaskan apabila terdapat salah satu proses produksi gas terlambat, akan memperngaruhi performance dari keseluruhan project yang ada.
"Seperti yang kita tau, bahwa project ini sangat tergantung sekali terhadap timing penyelesaian perkerjaan dari ketiga project up stream yang ada disana. Jadi apabila salah satu terlambat akan mempengaruhi performance dari keseluruhan projectnya. Itu yang akan menjadi konsern kita, menuntut percepatan semua pelaksanaannya tanpa menyepelekan hal-hal prinsip seperti safety dan kualitas dari perkerjaan itu sendiri", ujar Adriansyah.
Lebih lanjut Adrianysah mengutarakan bahwa PT Pertamina EP menginginkan fasilitas produksi yang world class baik dari sisi efisiensi sistemnya, dari sisi kemudahan maintenance, dan dari state of the art technology yang digunakannya. Adriansyah berharap pembangunan fasilitas ini dapat menjadi fasilitas yang reliable dengan menggunakan teknologi-teknologi juga raw material yang betul-betul berkonsentrasi kepada efisiensi dari processing plant-nya.
"Saya pikir PT Wijaya Karya (Persero) tbk sudah memiliki reputasi untuk perkerjaan-perkerjaan sejenis. Saya berharap mereka bisa melakukan ini sesuai dengan track record yang mereka punya, karena salah satu kriteria pemilihan mitra kita adalah provement track record-nya. Sehingga kita berharap PT Wijaya Karya (Persero) tbk dapat melakukan ini dengan sebaik-baiknya", tegas Adriansyah kepada tim PEPChannel. (Latifa/PEP Channel)
Lama nggak nge post lagi, kuliahnya padat merayap x_x
Nggak kerasa pendidikan kita tinggal 2 bulan lagi.

 Kunjungan ke PertaGas Surabaya (21-22 Mei 2015)




Posting yang lain menyusul.. 

Senin, 20 April 2015

Kunjungan Lapangan BKOPM MGDP ke RU IV Cilacap

13- 17 April 2015

PT.Pertamina (Persero) , Refinery Unit IV Cilacap.

   Bersama dengan pembimbing kami dari PCU(Pertamina Corporate University) dan para Dosen dari Akamigas STEM, pada tanggal 13 April 2015 kami berangkat ke Cilacap dalam rangka kunjungan lapangan untuk melihat dan mempelajari proses di SRU(Sulfur Recovery Unit), Loading LPG, dan mempelajari tentang HSE(Health and Safety Environment) di RU IV Cilacap. Dan kembali lagi ke cepu pada tanggal 17 April.
   Saat perjalanan pulang, kami sempat singgah di Jogjakarta untuk berwisata ke candi Prambanan. Yaa..sebagai refreshing setelah sekian lama belajar di Classroom dan kunjungan ke lapangan :D Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami.





Pembukaan Kunjungan


RU IV



Bersama Opa Harto :D ( Dosen senior STEM )

Kunjungan hari pertama (HSE Demo Room)

HSSE

Wisata Candi Prambanan





Senin, 06 April 2015

Proyek Gas Matindok Perkuat Indonesia Sebagai Pengekspor LNG Terbesar di Dunia


22 Juli 2014

Foto : Kunjungan Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo dalam rangka meninjau pembangunan dilapangan PPGM (Proyek Pengembangan Gas Matindok), Banggai (19/7/2014). (Zaky / PEP Channel)

Luwuk - Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, ini merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi BBM dalam negeri.
PPGM memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang berasal dari 5 lapangan gas bumi, yaitu: lapangan-lapangan gas Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, dan Minahaki.
       Saat ini progres pengerjaan PPGM diperkirakan sudah mencapai 21%, dan ditargetkan akan on stream di akhir 2015. Kemampuan produksi gas dari Blok Matindok diperkirakan ± 105 MMSCFD (gross), dengan kandungan kondensat ± 850 bopd, dan air yang terikut diproduksikan diperkirakan ± 2500 bwpd, dengan prakiraan umur produksi 20 tahun yang didasarkan atas besarnya cadangan gas yang ada dan hasil kajian kelaykan ekonomi untuk pengembangan lapangan. Gas yang diproduksi mengandung CO2 ± 2,5%, Total Sulfur ±3.000 ppm dan kemungkinan juga mengandung unsur yang lainnya.
       Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo mengatakan ini merupakan prestasi besar PT Pertamina EP  dapat mengelola lapangan gas di Kabupaten Banggai walaupun tidak sebesar lapangan Arun dan Badak dimasanya.
      “Kegiatan pengembangan gas Matindok sebagai upaya mendorong gas dari area Matindok sebesar 105 MMSCFD (net) untuk kebutuhan kilang LNG dan PLN. Rencana pasokan ke kilang LNG adalah sebesar 85 MMSCFD dan pasokan untuk PLN sebesar 20 MMSCFD”, ujar Susilo saat dijumpai pada kunjungan Safari Ramadhan di Luwuk, Sabtu (19/7).
      Saat ini kontrak penjualan gas PT Pertamina EP untuk industri sebesar 71 persen, baik yang dipasok langsung ke konsumen maupun lewat PT PGN (Persero) Tbk.
      Pasokan tersebut sudah termasuk pasokan gas untuk pupuk dan industri baja. Selain itu, 28,5persen produksi gas Pertamina dipasok untuk pembangkit listrik, termasuk listrik untuk industri. Sedangkan sisa produksi gas dipasok untuk memenuhi kebutuhan gas kota serta bahan bakar gas.(Zaky / PEP Channel)

Sumber : http://www.pertamina-ep.com/Berita/Warta-PEP/2014/07/22/Proyek-Gas-Matindok-Perkuat-Indonesia-Sebagai-Pengekspor-LNG-Terbesar-di-Dunia

Peta wilayah MGDP ( Matindok Gas Development Project )

    Inilah peta wilayah project PT.Pertamina EP di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, yang biasa disebut PPGM (Proyek Pengembangan Gas Matindok) atau lebih kerennya MGDP (Matindok Gas Development Project). Wilayah Matindok mencakup 2 kecamatan yaitu, Kec.Toili, Kec.Batui.




Kunjungan Lapangan BKOPM MGDP

1. Kunjungan Lapangan ke Distrik I Kawengan { 12 Maret 2015 }


    Lapangan minyak Kawengan terletak kurang lebih 22 km di sebelah timur laut kota Cepu, membentang dari arah barat laut ke tenggara kurang lebih sepanjang 15 km, dengan lebar bagian barat 1 km, dan lebar bagian timur 1,5 km.
    Lapangan minyak Kawengan mulai tahun 1988 dikelola oleh Pertamina, dan sejak saat itu kegiatan pemboran mulai bergairah kembali, dan bahkan pada awal tahun 2000 sudah dilakukan pemboran horizontal dalam rangka meningkatkan produksi minyak. Pada umumnya sumur-sumur di lapangan Kawengan di produksikan dengan menggunakan pompa Sucker Rod (Pompa Angguk) tetapi pada saat ini beberapa sumur di produksikan dengan Electric Submersible Pump (ESP), dan Progresive Cavity Pump (PCP).
     Selain digunakan system pengangkatan minyak yang modern, di lapangan Kawengan, tepatnya di Desa Wonocolo masih dijumpai adanya sistem pengangkatan minyak yang sangat sederhana, yaitu dengan cara penimbaan, baik dengan tenaga manusia (ditarik beramai-ramai, sekitar 6 – 8 orang) maupun secara mekanis (ditarik dengan tali yang dililitkan pada roda truck bekas yang digerakkan oleh tenaga mesin). 
 

Minggu, 22 Maret 2015

Kontrak penghargaan Pertamina untuk proyek gas Matindok

Ditulis oleh AOG Staf Selasa, 15 Juli, 2014 14:11

    Indonesia, PT Pertamina EP mendapatkan kontrak lumpsum untuk proyek Pengembangan Gas Matindok ke Technip dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), sebagai konsorsium.
    Pengembangan Matindok adalah proyek onshore di Sulawesi Tengah, yang terdiri dari bidang Donggi, Matindok, Maleoraja dan Minahaki. Ini menghasilkan sekitar 1 miliar cu m / tahun gas alam dan hanya dimiliki oleh Pertamina.
   Kontrak meliputi engineering, procurement, construction dan pemasangan bantalan sumur gas, flowline, pipa; pabrik central processing (672 juta cu m / tahun gas) dengan fasilitas pengolahan gas seperti penghapusan asam gas serta penghapusan sulfur, dan infrastruktur terkait. Gas manis dari Matindok pabrik pengolahan sentral akan dikirim ke Donggi Senoro gas alam cair (LNG).
   Pusat pengoperasian Technip di Jakarta akan melaksanakan rekayasa rinci, pengadaan peralatan proses kritis, sedangkan WIKA akan melaksanakan kegiatan konstruksi bersama dengan pengadaan barang utama.    
   Proyek ini dijadwalkan selesai pada semester pertama tahun 2016.
KK Lim, Presiden Technip di Asia Pasifik, mengatakan: "Kami sangat senang bisa memperbaharui hubungan kami dengan klien kami Pertamina dan mendukung mereka dalam membawa Matindok bidang onstream.         
  Terbukti track record Technip dalam memberikan kontrak EPC akan memastikan bahwa proyek ini disampaikan dengan standar tertinggi keselamatan dan kualitas. "

Sumber :  http://www.aogdigital.com/vessels/flng/item/4042-pertamina-awards-contract-for-matindok

Pertamina EP siap pasok gas ke PLN 20 mmscfd 2014

Selasa,  8 Oktober 2013  −  10:37 WIB
Pertamina EP siap pasok gas ke PLN 20 mmscfd 2014
ilustrasi/ist
Sindonews.com - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) disektor hulu pada Desember 2014 akan memasok gas sebesar 20 mmscfd ke PT PLN (Persero).

Hal tersebut seiring dukungan Pertamina terhadap pengurangan konsumsi pembangkit terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Rencananya Desember tahun depan. Paling cepat Desember tahun depan karena ini untuk negara," kata Direktur Ekplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Pertamina EP, Doddy Priambodo, di sela-sela melakukan program CSR pelepasan burung Maleo, di Pantai Bakiriang, Kecamatan Moelong, Banggai, Sulawesi Tengah, Senin (7/10/2013).

Di tempat yang sama, General Manager Proyek Pengembangan Gas Matindok, Medianto membenarkan rencana pengembangan lapangan (POD) proyek pengembangan gas Matindok (Matindok Gas Development Project/MGDP), sebesar 85 mmscfd gas dari Matindok akan dialokasikan untuk kilang LNG Donggi Senoro dan 20 mmscfd untuk PLN.

Sementara, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori selaku operator Blok Senoro Toili akan memasok gas ke PLN sebanyak 5 mmscfd. "Tapi untuk PLN akan dilakukan Desember 2015. Tahun depan untuk DSLNG dulu 50 mmscfd dan tahun kedua 35 mmscfd jadi total 85 mmscfd," kata dia.

Vice President Legal and Relation Pertamina EP, Aji Prayudi mengakui penandatanganan PJBG belum dilakukan sampai saat ini. Meski sudah ada surat persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa Pertamina mengalokasikan sejumlah tersebut untuk PLN.

Rencananya PLN akan mendapatkan gas hulu tersebut dari sumur Sukamaju dari Lapangan gas Matindok tapi menunggu central processing plan selesai.

"Kita nunggu central processing plan (pemrosesan gas) selesai kalau sudah selesai nanti Desember 2015 sudah bisa mengalir ke PLN," kata dia.


(izz)
Sumber :  Pertamina EP siap pasok gas ke PLN 20 mmscfd 2014   http://ekbis.sindonews.com