Senin, 20 April 2015

Kunjungan Lapangan BKOPM MGDP ke RU IV Cilacap

13- 17 April 2015

PT.Pertamina (Persero) , Refinery Unit IV Cilacap.

   Bersama dengan pembimbing kami dari PCU(Pertamina Corporate University) dan para Dosen dari Akamigas STEM, pada tanggal 13 April 2015 kami berangkat ke Cilacap dalam rangka kunjungan lapangan untuk melihat dan mempelajari proses di SRU(Sulfur Recovery Unit), Loading LPG, dan mempelajari tentang HSE(Health and Safety Environment) di RU IV Cilacap. Dan kembali lagi ke cepu pada tanggal 17 April.
   Saat perjalanan pulang, kami sempat singgah di Jogjakarta untuk berwisata ke candi Prambanan. Yaa..sebagai refreshing setelah sekian lama belajar di Classroom dan kunjungan ke lapangan :D Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami.





Pembukaan Kunjungan


RU IV



Bersama Opa Harto :D ( Dosen senior STEM )

Kunjungan hari pertama (HSE Demo Room)

HSSE

Wisata Candi Prambanan





Senin, 06 April 2015

Proyek Gas Matindok Perkuat Indonesia Sebagai Pengekspor LNG Terbesar di Dunia


22 Juli 2014

Foto : Kunjungan Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo dalam rangka meninjau pembangunan dilapangan PPGM (Proyek Pengembangan Gas Matindok), Banggai (19/7/2014). (Zaky / PEP Channel)

Luwuk - Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, ini merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi BBM dalam negeri.
PPGM memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang berasal dari 5 lapangan gas bumi, yaitu: lapangan-lapangan gas Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, dan Minahaki.
       Saat ini progres pengerjaan PPGM diperkirakan sudah mencapai 21%, dan ditargetkan akan on stream di akhir 2015. Kemampuan produksi gas dari Blok Matindok diperkirakan ± 105 MMSCFD (gross), dengan kandungan kondensat ± 850 bopd, dan air yang terikut diproduksikan diperkirakan ± 2500 bwpd, dengan prakiraan umur produksi 20 tahun yang didasarkan atas besarnya cadangan gas yang ada dan hasil kajian kelaykan ekonomi untuk pengembangan lapangan. Gas yang diproduksi mengandung CO2 ± 2,5%, Total Sulfur ±3.000 ppm dan kemungkinan juga mengandung unsur yang lainnya.
       Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo mengatakan ini merupakan prestasi besar PT Pertamina EP  dapat mengelola lapangan gas di Kabupaten Banggai walaupun tidak sebesar lapangan Arun dan Badak dimasanya.
      “Kegiatan pengembangan gas Matindok sebagai upaya mendorong gas dari area Matindok sebesar 105 MMSCFD (net) untuk kebutuhan kilang LNG dan PLN. Rencana pasokan ke kilang LNG adalah sebesar 85 MMSCFD dan pasokan untuk PLN sebesar 20 MMSCFD”, ujar Susilo saat dijumpai pada kunjungan Safari Ramadhan di Luwuk, Sabtu (19/7).
      Saat ini kontrak penjualan gas PT Pertamina EP untuk industri sebesar 71 persen, baik yang dipasok langsung ke konsumen maupun lewat PT PGN (Persero) Tbk.
      Pasokan tersebut sudah termasuk pasokan gas untuk pupuk dan industri baja. Selain itu, 28,5persen produksi gas Pertamina dipasok untuk pembangkit listrik, termasuk listrik untuk industri. Sedangkan sisa produksi gas dipasok untuk memenuhi kebutuhan gas kota serta bahan bakar gas.(Zaky / PEP Channel)

Sumber : http://www.pertamina-ep.com/Berita/Warta-PEP/2014/07/22/Proyek-Gas-Matindok-Perkuat-Indonesia-Sebagai-Pengekspor-LNG-Terbesar-di-Dunia

Peta wilayah MGDP ( Matindok Gas Development Project )

    Inilah peta wilayah project PT.Pertamina EP di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, yang biasa disebut PPGM (Proyek Pengembangan Gas Matindok) atau lebih kerennya MGDP (Matindok Gas Development Project). Wilayah Matindok mencakup 2 kecamatan yaitu, Kec.Toili, Kec.Batui.




Kunjungan Lapangan BKOPM MGDP

1. Kunjungan Lapangan ke Distrik I Kawengan { 12 Maret 2015 }


    Lapangan minyak Kawengan terletak kurang lebih 22 km di sebelah timur laut kota Cepu, membentang dari arah barat laut ke tenggara kurang lebih sepanjang 15 km, dengan lebar bagian barat 1 km, dan lebar bagian timur 1,5 km.
    Lapangan minyak Kawengan mulai tahun 1988 dikelola oleh Pertamina, dan sejak saat itu kegiatan pemboran mulai bergairah kembali, dan bahkan pada awal tahun 2000 sudah dilakukan pemboran horizontal dalam rangka meningkatkan produksi minyak. Pada umumnya sumur-sumur di lapangan Kawengan di produksikan dengan menggunakan pompa Sucker Rod (Pompa Angguk) tetapi pada saat ini beberapa sumur di produksikan dengan Electric Submersible Pump (ESP), dan Progresive Cavity Pump (PCP).
     Selain digunakan system pengangkatan minyak yang modern, di lapangan Kawengan, tepatnya di Desa Wonocolo masih dijumpai adanya sistem pengangkatan minyak yang sangat sederhana, yaitu dengan cara penimbaan, baik dengan tenaga manusia (ditarik beramai-ramai, sekitar 6 – 8 orang) maupun secara mekanis (ditarik dengan tali yang dililitkan pada roda truck bekas yang digerakkan oleh tenaga mesin).