Jumat, 21 Agustus 2015

Pertamina EP Konservasi Burung Maleo

08 Oktober 2013
Banggai - PT Pertamina EP selalu berupaya untuk melestarikan lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan bekerjasama BKSDA ( Badan Konservasi Sumber Daya Alam ) Sulawesi Tengah dalam rangka menjaga populasi burung Maleo yang hampir punah di Sulawesi Tengah.
      Komitmen tersebut, diwujudkan dengan melakukan pelepasan Maleo di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Moelong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah Senin (7/10). Hadir dalam pelaksanaan program CSR tersebut Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sidharto, Direktur Exploration & New Discovery Project Director Eksplorasi Doddy Priambodo, General Manager Operasional Gas Matindok Medianto dan stakeholder lainnya.
      Menurut Doddy, Penangkaran maleo dipesisir pantai bangkiriang merupakan wujud kepedulian Pertamina EP terhadap lingkungan hidup. Lantaran, burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi yang hampir punah karena telur burung Maleo menjadi buruan masyarakat. "Dengan begitu konservasi maleo harus ditingkatkan, dalam hal ini Pertamina EP membuat penangkaran Maleo untuk membantu proses penetasan telur burung maleo" tutur Doddy.
      Selain telur yang diburu, punahnya burung Maleo juga disebabkan karena banyaknya penebangan hutan di kawasan hutan Sulawesi. Sehingga burung tersebut bergeser ke tempat lain kemudian punah."Padahal ini satwa endemik masyarakat Sulawesi harus dilestarikan jangan sampai punah" kata dia.
     Ditempat yang sama, Kepala Balai KSDA Sul-teng  Syihabuddin mengatakan, tanggung jawab penyelamatan satwa seperti Maleo bukan hanya tanggung jawab Pertamina. Namun, lanjut dia, tanggung jawab tersebut harusnya diemban bersama masyarakat dengan penuh kesadaran menjaga habitat burung Maleo. "Tanggung jawab hewan endemik bukan hanya tanggung jawab pemerintah.     Perusahaan swasta dan masyarakat  didaerah sulawesi tengah harus turut berkecimpung dalam menjaga dan melestarikan hewan maleo" tambahnya
     Sementara itu, Wagub Sulteng Sudharto mengapresiasi langkah Pertamina EP melestarikan burung Maleo di Sulawesi. Bahkan, dia nengucapkan terima kasih  menjaga hewan endemik di Sulawesi tersebut " Pertamina sebagai pahlawan pelestarian burung maleo," puji Sudharto.
Medianto menambahkan bahwa konservasi maleo ini dilakukan sejak 25 Januari 2012, kemudian pada Juli 2013 Pertamina EP melepas 8 ekor burung maleo, bulan September 2013 dilepas12 ekor burung maleo dan tanggal 8 Oktober 2013 dilakukan pelepas liaran kembali sejumlah 32 ekor burung Maleo.
    Selain itu, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan komitmen terhadap pelestarian bumi, Pertamina EP juga melakukan penanaman pohon 9000 pohon. Adapun jenis pohon yang ditanam mahoni dan mangrove. Lokasi penanaman di Desa Pandanwangi Kecamatan Toili Barat seluas 5,1 ha, kemudian Desa Tohiti Sari Kecamatan Toiki seluas 1,5 ha dan Kelurahan Tombang Permai Kecamatan Luwuk seluas 0,2 ha. "Sasaran akan terus ditingkatkan dengan mengembangkan CSR lainnya baik bidang kesehatan maupun bidang lingkungan hidup yang memang sudah berjalan. Kedepan jauh akan dikembangkan lagi," tutupnya. (Why/pep)

Gambar : Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudharto dan Exploration & New Discovery Project Director Pertamina EP Doddy Priambodo bersiap melepas Burung Maleo

source : http://www.pertamina-ep.com

Kamis, 06 Agustus 2015

Menteri ESDM Yakin Proyek Donggi-Senoro LNG Ciptakan Pusat Ekonomi Baru


Menteri ESDM Sudirman Said meresmikan Proyek Donggi-Senoro LNG, di Banggai, Sulteng, Rabu (30/4)
Menteri ESDM Sudirman Said meresmikan Proyek Donggi-Senoro LNG, di Banggai, Sulteng, Rabu (30/4)
   Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said pada Rabu (30/4) lalu meresmikan beroperasinya train pertama Proyek Donggi-Senoro LNG yang berada di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
  Peresmian Proyek Donggi-Senoro LNG itu selain dihadiri oleh Menteri ESDM Sudirman Said, juga dihadiri oleh Bupati Banggai Sofhian Mile, Plt. Direktur Jenderal Migas IGN Nyoman Wiratmaja, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sucipto, Pimpinan PT Medco Energi, dan wakil dari Sekretariat Kabinet.
Bupati Banggai Sofhian Mile mengharapkan dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG nantinya tidak hanya memenuhi target produksi, tetapi juga dapat mengembangkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Banggai antara lain untuk memenuhi kekurangan penyediaan listrik setempat.
  Bupati Banggai tidak menginginkan seperti Proyek LNG Arun yang tidak dimanfaat bagi penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat Lhoksemawe. Ia yakin Proyek Donggi-Senoro LNG akan memberikan kontribusi bagi percepatan pembangunan Kabupaten Banggai serta untuk peningkatan investasi di banggai.
“Untuk itu perlu ditindaklanjuti dengan penetapan alokasi gas untuk kebutuhan penyediaan listrik di Kabupaten Banggai serta percepatan Head of Agreement antara Donggi-Senoro dan PT PLN (Persero),” pinta Bupati.
Sementara Menteri ESDM Sudirman Said dalam sambutannya mengatakan, Proyek Donggi-Senoro LNG dimaksudkan untuk tidak hanya untuk kepentingan produksi, tapi juga untuk  menghasilkan listrik. Dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti Pabrik Amonia yang sedang dibangun.
“Proyek Donggi-Senoro LNG akan lebih meningkatkan PAD Kabupaten Banggai yang saat ini paling tinggi di Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk itu perlu dukungan dari stakeholder dan pemerintah daerah,” kata Sudirman.
Menurut Menteri ESDM, saat ini pemerintah juga sedang melakukan penataan tata kelola migas termasuk mengkaji pengalokasian gas untuk kebutuhan yang akan ditindaklanjuti oleh SKK Migas, Direktorat Jenderal Migas, dan PT PLN (Persero).
   Dengan beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG, kata Sudirman, membuktikan Pemerintah bekerja untuk mencapai agenda besar percepatan pembangkit listrik 35 ribu MW sebagaimana ditargetkan dalam RPJM 2015-2019 mewujudkan infrastruktur dan pasokan gas domestik, mencapai tingkat ratio elektifikasi dari 81,5% menjadi 96,6%, serta peningkatan kapasitas pembangkit dari 50,7 GW menjadi 85,7 GW.
Selanjutnya, Menteri ESDM memberikan apresiasi atas kegiatan CSR yang dilakukan Donggi-Senoro LNG dan mengharapkan bentuk CSR yang strategis dengan membangun sekolah terbaik demi kepentingan peningkatan kualitas SDM masyarakat khususnya di Kabupaten Banggai.
Menteri ESDM mengharapkan Presiden akan dapat melihat progress dari proyek ini dan selanjutnya meresmikannya.
Benefit sharing antara Pemerintah dan Donggi-Senoro LNG adalah 70:30. Dari 70% porsi Pemerintah tersebut, Pemerintah Pusat mendapatkan 70%, sedangkan pemerintah daerah mendapatkan 30%. Porsi pemerintah daerah akan dibagi lagi antara 6 provinsi dan 24 kabupaten kota.
Hulu dan Hilir
     Donggi-Senoro LNG adalah proyek LNG pertama di indonesia yang mengadopsi model pengembangan hulu dan hilir yang terpisah, berdasarkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 / Tahun 2001. Berdasarkan model ini, Donggi-Senoro LNG sebagai perusahaan hilir bertanggung jawab hanya untuk pengolahan gas alam menjadi LNG, serta memasarkannya kepada pembeli.
Pengembangan pabrik LNG berjalur satu (single-train) ini bertujuan untuk memanfaatkan gas alam di Sulawesi Tengah yang belum termonetisasi, melalui penerapan model bisnis LNG hilir yang pertama di Indonesia, sehingga mampu mengalihkan beban investasi dari pemerintah ke para pemodal.
    Proyek Donggi-Senoro LNG telah memperolah seluruh perizinan termasuk persetujuan atas AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) dari Kementerian Lingkungan Hidup, Izin Pengelolaan Sementara dari Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral, Izin Lokasi Labuh Khusus untuk pengoperasian Jetty LNG, serta  IZIN Pembangunan Pelabuhan Khusus untuk Pelabuhan LNG dari Kementerian Perhubungan.
     Donggi-Senoro LNG menerima gas dari PT PHE Tomori Sulawesi (50%), PT Medco E&P Tomori Sulawesi (30%) and Tomori E&P Limited (UK) (20%) dengan jumlah gas alam sebanyak 250 Mmscfd selama 13 tahun dari lapangan gas Senoro dan dari PT Pertamina EP dengan total 85 Mmscfd, juga selama 13 tahun, dari kawasan Matindok. (Zaenal Arifin, Rusmitra Ayu/ES)

Sumber : http://setkab.go.id

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Sambangi CPP Donggi

03 Agustus 2015

Foto : Rombongan Direktur PT Pertamina (Persero) didampingi President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan saat meninjau maket pembangunan proyek CPP Donggi. (Wahyu / PEP Channel)
Banggai - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto didampingi oleh  President Director PT Pertamina EP, Rony Gunawan serta para jajaran yang terkait  melakukan Management Walk Through (WMT) ke CPP Donggi, Banggai , Sulawesi Tengah pada sabtu (1/8/2015).
Kunjungan ini dimanfaatkan untuk  meninjau langsung proyek pembangunan Central Processing Plant (CPP) Donggi agar proyek ini berjalan dengan tepat waktu, serta memastikan bahwa seluruh pekerja tetap menjalankan prosedur HSE dengan baik.
“Sekaligus silahturahmi dengan para pekerja, management juga  mengingatkan kepada jajaran kontraktor pelaksana pembangunan CPP Donggi PT. Rekayasa Industri untuk perhatikan  tata waktu anyg telah disepakati dengan menjalankan prosedur HSE dengan baik” kata Dwi Soetjipto.
Sesuai dengan hasil kunjungan diketahui saat ini Proyek CPP Donggi sudah mencapai 70 % itu. "Kemajuan proyek CPP Donggi sudah mencapai 70 %, dengan demikian kita yakin proyek ini akan bisa diselesaikan pada Desember ini dan diharapkan awal 2016 sudah bisa berproduksi’’ tambah Dwi.
Disela-sela kunjungan, Dwi Soetjipto sempat meresmikan pembangunan masjid di area CPP Donggi agar para pekerja fokus dalam beribadah sekaligus tidak melupakan pekerjaannya. (Wahyu / PEP Channel)

Sumber: www.pertamina-ep.com