Senin, 27 Juli 2015

PT Pertamina EP Gandeng WIKA Dalam Proyek EPC Pembangunan Fasilitas Produksi Gas Matindok

02 Juni 2014

Foto : Penandatanganan kerjasama PT Pertamina EP dan PT Wijaya Karya.
Jakarta - Kontrak pembangunan (engineering, procurement, and construction/EPC) untuk fasilitas produksi gas matindok telah resmi ditandatangani President Director PT Pertamina EP Adriansyah dan President Director PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Bintang Perbowo, di Ruang rapat utama kantor pusat PT Pertamina EP lt. 12 (22/5) dengan disaksikan oleh jajaran BOD PT Pertamina EP, dan juga dihadiri oleh management PT Wijaya Karya (Persero) tbk dan PT Technip Indonesia.
Penandatanganan perjanjian pembangunan fasilitas produksi gas matindok antara PT Pertamina EP dengan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) tbk dan PT Technip Indonesia ini dengan total nilai kontrak US$234 Juta. Proyek ini akan dikerjakan selama 24 bulan kalender terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam penandatanganan perjanjian kontrak.
Proyek yang akan dibangun di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini memiliki target produksi yaitu 55 MMCFD, dan diharapkan dapat on stream pada akhir Maret 2016. Sampai saat ini pembangunan kilang gas matindok sudah pada tahapan persiapan dan penyiapan lahan. Dalam waktu dekat akan segera melakukan Purchase Order terhadap equipment long lip item yang merupakan critical dari project ini.
GM PPGM (proyek pengembangan gas matindok) Medianto B. Satyawan mengungkapkan, para engineer PT Pertamina EP khususnya management PPGM berharap EPC Matindok ini memiliki kualitas yang jauh lebih baik dan cepat dari EPC Donggi yang sebelumnya telah dikerjakan. "Sebelumnya pada EPC Donggi adalah pembelajaran yang pertama, dan proyek gas matindok ini kami harapkan, kita bisa lesson and learn agar bisa lebih bagus dan lebih cepat. Kami mohon support dari BOD demi kelancaran di EPC Matindok ini, terutama untuk approval-approval yang terkait pada proses selanjutnya seperti revisi authorization for expenditure (AFE) dan lain-lain", ujar Medianto.
Bagi PT Wijaya Karya (Persero) tbk, ini adalah kali pertama berkerja sama dengan PT Pertamina EP dan pembangunan gas processing facility project ini menjadi salah satu prestasi bagi PT Wijaya Karya (Persero) tbk. Hal itu diungkapkan President Director PT Wijaya Karya (Persero) tbk, Bintang Perbowo saat diwawancarai seusai acara. Tak lupa dirinya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan PT Pertamina EP untuk mengerjakan gas processing facility project Matindok ini.
"Kami dengan tim yang ada akan berusaha dengan sebaik-baiknya, untuk tidak terlambat dengan kualitas sesuai pada spek kontrak. Karena kami baru pertama kali ini masuk di gas processing, sehingga kami mohon apabila terdapat hal yang salah atau telat dan lain hal, sebaiknya segera kami diberikan masukan. Saya berharap hasilnya baik sesuai yang diharapkan sehingga kerja sama ini akan terus berlanjut dengan baik", tegas Bintang Perbowo.
Adriansyah selaku President Director PT Pertamina EP menjelaskan bahwa terdapat keterlambatan sekitar satu setengah bulan dari rencana awal penandatanganan ini. Menurutnya kesulitan bernegosisasi pada perkerjaan yang memiki skala besar adalah hal yang biasa. Tetapi keterlambatan penandatanganan ini bukan berarti terdapat toleransi pada keterlambatan penyelesaian perkerjaannya, dengan begitu Adriansyah menegaskan apabila terdapat salah satu proses produksi gas terlambat, akan memperngaruhi performance dari keseluruhan project yang ada.
"Seperti yang kita tau, bahwa project ini sangat tergantung sekali terhadap timing penyelesaian perkerjaan dari ketiga project up stream yang ada disana. Jadi apabila salah satu terlambat akan mempengaruhi performance dari keseluruhan projectnya. Itu yang akan menjadi konsern kita, menuntut percepatan semua pelaksanaannya tanpa menyepelekan hal-hal prinsip seperti safety dan kualitas dari perkerjaan itu sendiri", ujar Adriansyah.
Lebih lanjut Adrianysah mengutarakan bahwa PT Pertamina EP menginginkan fasilitas produksi yang world class baik dari sisi efisiensi sistemnya, dari sisi kemudahan maintenance, dan dari state of the art technology yang digunakannya. Adriansyah berharap pembangunan fasilitas ini dapat menjadi fasilitas yang reliable dengan menggunakan teknologi-teknologi juga raw material yang betul-betul berkonsentrasi kepada efisiensi dari processing plant-nya.
"Saya pikir PT Wijaya Karya (Persero) tbk sudah memiliki reputasi untuk perkerjaan-perkerjaan sejenis. Saya berharap mereka bisa melakukan ini sesuai dengan track record yang mereka punya, karena salah satu kriteria pemilihan mitra kita adalah provement track record-nya. Sehingga kita berharap PT Wijaya Karya (Persero) tbk dapat melakukan ini dengan sebaik-baiknya", tegas Adriansyah kepada tim PEPChannel. (Latifa/PEP Channel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar